Sunday, June 28, 2009

Rasa terlalu percaya diri yang menjadi bumerang

Kejadian di lapangan pertandingan Final Copa Djisamsoe Indonesia malam ini, merupakan anti klimaks dari seluruh pertandingan yang berlangsung hampir selama delapan bulan, sungguh mengecewakan seluruh pencinta bola Indonesia yang menginginkan pertadingan yang bermutu.

Persipura pantas merasa kecewa melihat kenyataan mendapat kendala non teknis (kata lain dari dicurangi) pihak wasit, namun demikian sebagai kesebelasan yang baru saja menjuarai kompetisi Liga Super Indonesia, seharusnya apapun yang terjadi di lapangan para pemain, para official dan supporter menunjukan mental mereka sebagai juara LSI.

Sikap para pemain Persipura seperti itu menurut pendapat saya justru dilatar belakangi oleh kemenangan di LSI yang baru saja mereka dapat, mereka masih berada dalam suasana euforia kemenangan, mereka memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi, dan bahkan seolah-olah sudah menyandingkan kedua gelar bergengsi kompetisi Sepakbola di Indonesia yaitu LSI dan Copa sebelum pertandingan berlangsung, dan mereka lengah, karena lawan ternyata sudah lebih siap, akhirnya Sriwijaya FC berhasil memasukan goal ke gawang Persipura. Selanjutnya seperti yang telah kita saksikan berama-sama di layar kaca, Persipura ngambek, tidak mau melanjutkan pertandingan, karena merasa dicurangi wasit, akhirnya kalah dengan tidak terhormat (WO), sesuatun yang sangat kontradiktif dengan pengharaggan juara LSI, yang baru saja mereka dapatkan.

Dalam catatan ini saya ingin menyampaikan pesan kepada siapa saja yang saat ini sedang mengikuti suatu kompetisi, walaupun fihak kita sedang berada di atas angin, untuk tidak terlalu percaya diri, tidak sombong dan jangan merasa bahwa kita sudah memenang kan pertandingan ini, karena masih ada "the invisible hand" yang berada di luar kekuasaan kita, yang dapat membalaikan keadaan, mudah-mudahan kejadian Persipura bisa dijadikan pelajaran. Amin.

No comments: